Arsip Blog

Minggu, 24 April 2011

Studi Manajemen Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional di SMK Negeri 3 Malang

ABSTRAK

Kesumarini, Alexandri, Ranu. 2010. Studi Manajemen Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional di SMK Negeri 3 Malang. Skripsi, Program Studi S1 Pendidikan Tata Boga, Jurusan Teknologi Industri, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Malang. Pembimbing : (1) Dra. Nunung Nurjanah, M.Kes., (2) Dra. Agus Hery Supadmi I, M.Pd.

Kata Kunci: Manajemen, Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional.

Manajemen Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) di SMK Negeri 3 Malang adalah salah satu faktor yang menentukan terwujudnya level Sekolah Bertaraf Internasional, karena berbagai perbaikan sistem manajemen dilaksanakan pada level RSBI ini. Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana manajemen rintisan sekolah bertaraf internasional di SMK Negeri 3 Malang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui: 1) manajemen kurikulum SMK Negeri 3 Malang untuk mendukung RSBI, 2) manajemen tenaga pendidik SMK Negeri 3 Malang untuk mendukung RSBI, dan 3) manajemen perserta didik SMK Negeri 3 Malang untuk mendukung RSBI.
Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif, analisis yang digunakan adalah analisis data deskriptif. Variabel dalam penelitian ini adalah manajemen RSBI di SMK Negeri 3 Malang. Penelitian ini menggunakan 2 subjek penelitian yaitu tenaga pendidik dan peserta didik, yang masing-masing terdiri dari 20 sampel tenaga pendidik kelas RSBI, dan 61 sampel peserta didik kelas RSBI di mana kedua komponen tersebut merupakan komponen utama pelaksana program manajemen sekolah. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik observasi, teknik angket, wawancara dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 79% responden menilai manajemen kurikulum SMK Negeri 3 Malang untuk mendukung RSBI telah memenuhi pedoman RSBI dari Dinas Pendidikan yang dinilai dari aspek penerapan KTSP telah sesuai dengan pedoman RSBI namun belum sesuai dengan pedoman SBI karena belum adanya adopsi kurikulum dari Negara Mitra anggota OECD, pemenuhan administrasi pengajaran, dan pemenuhan standar proses pembelajaran telah sesuai dengan pedoman RSBI, tetapi jika dikaji menjadi Sekolah Bertaraf Internasional masih kurang sesuai karena pembelajaran moving class masih dilaksanakan pada program produktif saja. 63% responden mendominasi penilaian manajemen tenaga pendidik RSBI SMK Negeri 3 Malang yang dinilai berdasarkan pemenuhan standar pendidik RSBI oleh tenaga pendidik dan peserta didik telah sesuai dengan pedoman, namun jika ditinjau untuk menjadi SBI masih perlu perbaikan dibidang kompetensi berbahasa inggris tenaga pendidik program adaptif dan normatif. 64% responden menilai manajemen peserta didik RSBI di SMK Negeri 3 Malang yang dinilai berdasarkan pemenuhan standar peserta didik RSBI telah sesuai dengan pedoman pengembangan SMK-SBI yang dikeluarkan oleh dinas pendidikan, namun untuk kajian dibidang penerapan standar kelulusan belum bisa dilihat karena ketika pelaksanaan penelitian, SMK Negeri 3 Malang masih belum meluluskan peserta didik kelas RSBI.
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan manajemen RSBI di SMK Negeri 3 Malang apabila dinilai dari aspek manajemen kurikulum, manajemen tenaga pendidik, dan manajemen peserta didik telah sesuai dengan pedoman pengembangan SMK-RSBI yang dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan namun belum sesuai dan perlu diadakan perbaikan-perbaikan jika dijadikan SMK-SBI. Saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini adalah : 1) Bagi Sekolah diharapkan sekolah tetap terus mengembangkan manajemen RSBI ke arah pencapaian standar SBI. Dengan cara meningkatkan jalinan kerja sama dengan Negara-negara anggota OECD, dalam bentuk adopsi kurikulum sebagai indikator kinerja tambahan pelaksanaan kurikulum Sekolah Bertaraf Internasional, 2) Bagi Tenaga Pendidik disarankan meningkatkan kompetensi berbahasa Inggris dalam proses pembelajaran sehari-hari dikelas dari penggunaan bilingual (Indonesia-Inggris) yang tadinya 25% Inggris dan 75% Indonesia menjadi 75% Inggris dan 25% Indonesia atau bahkan menjadi 100% Bahasa Inggris atau bahasa asing lainya, 3) Bagi Siswa disarankan untuk diadakan juga program wajib pengembangan kemampuan berbahasa asing untuk para peserta didik untuk menunjang pembelajaran bilingual di kelas.

Kompetensi Guru

Berdasarkan “UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN” bab IV pasal 10 terdapat empat kompetensi guru yaitu :
1. kompetensi pedagogic
2. kompetensi kepribadian
3. kompetensi social
4. kompetensi professional
Berikut penjabaran keempat kompetensi tersebut :

1. KOMPETENSI PEDAGOGIK
Kompetensi pedagogik yang dimaksud disini adalah kemampuan guru/ dosen dalam mengelola pembelajaran peserta didik.

2. KOMPETENSI KEPRIBADIAN
Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian guru/ dosen yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik.

3. KOMPETENSI SOSIAL
Kompetensi social adalah kemampuan guru/dosen untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orang tua /wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.

4. KOMPETENSI PROFESIONAL
Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam serta kesiapan perangkat mengajar dan media sebagai upaya pemantapan penguasaan materi yang akan di transfer kepada peserta didik.

Kompetensi Guru

Berdasarkan “UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN” bab IV pasal 10 terdapat empat kompetensi guru yaitu :
1. kompetensi pedagogic
2. kompetensi kepribadian
3. kompetensi social
4. kompetensi professional
Berikut penjabaran keempat kompetensi tersebut :

1. KOMPETENSI PEDAGOGIK
Kompetensi pedagogik yang dimaksud disini adalah kemampuan guru/ dosen dalam mengelola pembelajaran peserta didik.

2. KOMPETENSI KEPRIBADIAN
Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian guru/ dosen yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik.

3. KOMPETENSI SOSIAL
Kompetensi social adalah kemampuan guru/dosen untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orang tua /wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.

4. KOMPETENSI PROFESIONAL
Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam serta kesiapan perangkat mengajar dan media sebagai upaya pemantapan penguasaan materi yang akan di transfer kepada peserta didik.

Mulai 4 april 2011 lalu para pengajar SMKN 1 Tarakan mendapatkan kesempatan pelatihan TOEFL di Lab Bahasa Kota Tarakan, pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi profesional guru dalam menghadapi tuntutan sebagai pengajar di sekolah yang mulai menyandang status RSBI dimana salah satu syarat pengajarnya harus memiliki kompetensi dalam bidang bahasa inggris. Hal tersebut tertuang dalam Standar SMK SBI yang telah ditetapkan oleh diknas, diantaranya yaitu standar pendidik SMK SBI harus memiliki:

  • Kemampuan Bahasa Inggris dengan kriteria mampu berkomunikasi (membaca buku dan referensi, menulis bahan ajar/ modul/ makalah/ memahami pendapat orang dan mengemukakan pendapat sesuai dengan mata diklat/ kompetensi) dalam ekuivalen dengan TOIEC:

·         Guru Bahasa Inggris  > 600
·         Guru adaptif lainya    > 450
·         Guru Normatif           > 450

salah satu  hasil dari pelatihan toefl yang rencananya akan diikuti selama 20 hari tersebut adalah trik mengerjakan "writing section" pada test toefl. yaitu dalam tabel berikut:

WRITING SECTION
SUBJECT
(S)
VERB
(V)
ADVERB
(ADV)
ADJECTIF
(ADJ)
NOUN
LINKING VERB
(LV)
KETERANGAN
THE …
… IZE
example: minimize
…LY
Example:
Slowly
(ADJ + Ly)
…NT
Example:
Patient
(sabar)
…NCE
Example:
Patience
(kesabaran)
APPEAR
BE
BECOME
FEEL
LOOK

A …
… ATE
Example:
calculate

… IVE
Example:
creative
… URE
Example:
creature
PROVE
SEEM
SMELL
TASTE



TWO … A
… FY
Example:
Signify

… ABLE
Example:
comfortable
… ION
Example:
creation


CAPITAL ALPHABET


… FUL
Example:
Beautiful (cantik)
… ITY
Example:
Beauty
(kecantikan)



TOBE:
Is / Am = WAS
ARE = WERE

… AL
Example:
Medical
… GTH
Example:
strength



… GHT (V2)
Example:
Tought (V2)
(mengajar)

… GH
 (dibaca F)
Example:
Tough
… NESS
Example:
Happyness
(kebahagiaan)





… OUS
Example:
marvelous






VERB + ING
Example:
Walking






VERB 3
Example:
Eaten




Mulai 4 april 2011 lalu para pengajar SMKN 1 Tarakan mendapatkan kesempatan pelatihan TOEFL di Lab Bahasa Kota Tarakan, pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi profesional guru dalam menghadapi tuntutan sebagai pengajar di sekolah yang mulai menyandang status RSBI dimana salah satu syarat pengajarnya harus memiliki kompetensi dalam bidang bahasa inggris. Hal tersebut tertuang dalam Standar SMK SBI yang telah ditetapkan oleh diknas, diantaranya yaitu standar pendidik SMK SBI harus memiliki:

  • Kemampuan Bahasa Inggris dengan kriteria mampu berkomunikasi (membaca buku dan referensi, menulis bahan ajar/ modul/ makalah/ memahami pendapat orang dan mengemukakan pendapat sesuai dengan mata diklat/ kompetensi) dalam ekuivalen dengan TOIEC:

·         Guru Bahasa Inggris  > 600
·         Guru adaptif lainya    > 450
·         Guru Normatif           > 450

salah satu  hasil dari pelatihan toefl yang rencananya akan diikuti selama 20 hari tersebut adalah trik mengerjakan "writing section" pada test toefl. yaitu dalam tabel berikut:

WRITING SECTION
SUBJECT
(S)
VERB
(V)
ADVERB
(ADV)
ADJECTIF
(ADJ)
NOUN
LINKING VERB
(LV)
KETERANGAN
THE …
… IZE
example: minimize
…LY
Example:
Slowly
(ADJ + Ly)
…NT
Example:
Patient
(sabar)
…NCE
Example:
Patience
(kesabaran)
APPEAR
BE
BECOME
FEEL
LOOK

A …
… ATE
Example:
calculate

… IVE
Example:
creative
… URE
Example:
creature
PROVE
SEEM
SMELL
TASTE



TWO … A
… FY
Example:
Signify

… ABLE
Example:
comfortable
… ION
Example:
creation


CAPITAL ALPHABET


… FUL
Example:
Beautiful (cantik)
… ITY
Example:
Beauty
(kecantikan)



TOBE:
Is / Am = WAS
ARE = WERE

… AL
Example:
Medical
… GTH
Example:
strength



… GHT (V2)
Example:
Tought (V2)
(mengajar)

… GH
 (dibaca F)
Example:
Tough
… NESS
Example:
Happyness
(kebahagiaan)





… OUS
Example:
marvelous






VERB + ING
Example:
Walking






VERB 3
Example:
Eaten